"Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh selamat datang di blog kami Ipnu Ippnu ranting ambokembang sekretariat : Jl. Raya Ambokembang ( sebelah utara masjid Al Mubarok Tjangkring ) Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan 51173 Telp. 085869223262 email : ipnuippnu_amb@ymail.com facebook : IPNU IPPNU Ranting Ambokembang

Senin, 11 Maret 2013

Mars IPNU IPPNU



Sowan dan Mencium Tangan Kyai


Sowan adalah tradisi santri berkunjung kepada kyai dengan harapan mendapatkan petunjuk atas sebuah permasalahan yang diajukannya, atau mengharapkan doa dari kyai atau sekedar bertatap muka silaturrhim saja. Seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah saw bahwa bersilaturhim dapat menjadikan umur dan rizqbi bertambah panjang. Sowan dapat dilakukan oleh santri secara individu atau bersama-sama. Bisanya seorang kyai akan menerima para tamu dengan lapang dada.
Bagi wali santri yang hendak menitipkan anaknya di pesantren, sowan kepada kyai sangat penting. Karena dalam kesempatan ini ia akan memasrahkan anaknya untuk dididik di pesantren oleh sang kyai. Begitu pula dengan calon santri, inilah kali pertama ia melihat wajah kyainya yang akan menjadi panutan sepanjang hidupnya.
Sowan tidak hanya dilakukan oleh santri yang masih belajar di pesantren. Banyak santri yang telah hidup bermasyarakat dan berkeluarga mengunjungi kyainya hanya sekedar ingin bersalaman semata. Atau sengaja datang membawa permasalahan yang hendak ditanyakan kepada kyai tentang berbagai masalah yang dihadapinya.
Hal ini menjadikan bahwa hubungan kyai santri tidak pernah mengenal kata putus. Kyai tetap menjadi guru dan santri tetap menjadi murid. Dalam dunia pesantren istilah alumni hanya menunjuk pada batasan waktu formal belaka, dimana seorang santri pernah belajar di sebuah pesantren tertentu. Tidak termasuk di dalamnya hubungan guru-murid. Meskipun telah manjadi alumni pesantren A, seseorang akan tetap menjadi santri atau murid Kyai A.
Di beberapa daerah tradisi sowan memiliki momentumnya ketika idul fitri tiba. Biasanya, seorang kyai sengaja mempersiapkan diri menerima banyak tamu yang sowan kepadanya. Mereka yang sowan tidaklah sebatas para santri yang pernah berguru kepadanya, namun juga masyarakat, tetangga dan bahkan para pejabat tidak pernah berguru langsung kepadanya. Mereka datang dengan harapan mendapatkan berkah dari kealiman seorang kyai. Karena barang siapa  bergaul dengan penjual minyak wangi, pasti akan tertular semerbaknya bau wangi.
Pada bulan syawal seperti ini, sowan kepada kyai merupakan sesuatu yang utama bagi kalangan santri. Hampir sama pentingnya dengan mudik untuk berjumpa keuarga dan kedua orang tua. Pantas saja, karena kyai bagi santri adalah guru sekaligus berlaku sebagai orang tua. Oleh karena itu sering kali mereka yang kembali pulang dari perantauan menjadikan sowan kepada kyai sebagai alasan penting mudik di hari lebaran. Bagi santri yang telah jauh berkelana mengarungi kehidupan, kembali ke pesantren dan mencium tangan kyai merupakan ‘isi ulang energi’ recharger untuk menghadapi perjalanan hidup ke depan. Seolah setelah mencium tangan kyai dan bermuwajjahah dengannya semua permasalahan di depan pasti akan teratasi. Semua itu berlaku berkat do’a orang tua dan kyai.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Imam Nawawi sebagai mana dinukil oleh Ibn Hajar al-Asqolani dalam fathul Bari
قالَ الاِمَامْ النَّوَاوِيْ : تقبِيْلُ يَدِ الرَّجُلِ ِلزُهْدِهِ وَصَلاَحِهِ وَعِلْمِهِ اَوْ شرَفِهِ اَوْ نَحْوِ ذالِكَ مِنَ اْلاُمُوْرِ الدِّيْنِيَّةِ لاَ يُكْرَهُ بَل يُسْتَحَبُّ.

Artinya : Imam Nawawi berkata : mencium tangan seseorang karena zuhudnya, kebaikannya, ilmunya, atau karena kedudukannya dalam agama adalah perbuatan yang tidak dimakruhkan, bahkan hal yang demikian itu disunahkan.
Demikianlah tradisi sowan ini berlangsung hingga sekarang. Para santri meyakini benar bahwa seorang kyai yang alim dan zuhud jauh lebih dekat kepada Allah swt dibandingnkan manusia pada umumnya. Karena itulah para santri sangat mengharapkan do’a dari para kyai. Karena do’a itu niilainya lebih dari segudang harta. Inilah yang oleh orang awam banyak diisitlahkan dengan tabarrukan, mengharapkan berkah dari do’a kyai yang mustajab karena kezuhudannya, ke-wirai-annya dan kealimanyya.
Dengan demikian optimism dalam menghadapi kehidupan dengan berbagai macam permasalahnnya merupakan nilai posittif yang tersimpan di balik tradisi sowan. Sowan model inilah yang dianjurkan oleh Rasulullah saw
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim).
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ قَالَ مَا لَهُ مَا لَهُ وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَبٌ مَا لَهُ تَعْبُدُ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ ” .رواه البخاري .
Dari Abu Ayyub Al-Anshori r.a bahwa ada seorang berkata kepada Nabi saw., “Beritahukanlah kepadaku tentang satu amalan yang memasukkan aku ke surga. Seseorang berkata, “Ada apa dia? Ada apa dia?” Rasulullah saw. Berkata, “Apakah dia ada keperluan? Beribadahlah kamu kepada Allah jangan kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, tegakkan shalat, tunaikan zakat, dan ber-silaturahimlah.” (Bukhari).
Artinya hanya silatrrahim yang bernialai positiflah yang akan diganjar oleh Allah sebagaimana dijanjikan Rasulullah dalam kedua haditsnya. Bukan silatrrahim yang bernilai negative yaitu silaturrahim yang melanggar aturan syariat Islam.

 sumber dari Redaktur: Ulil Hadarwy

Sabtu, 09 Maret 2013

SOWAN ke Para Ulama, BANOM NU dan Tokoh Masyarakat

Dengan diadakannya ta'arufan pada hari jumat sore tanggal 8 Maret 2013 kemarin, diputuskannya progam kerja pertama yaitu adalah sowan kepara tokoh ulama, Banom N.U , Alumni, Pembina, dan Tokoh Masyarakat di Ambokembang, mendapat suatu pelajaran berharga bagi kami.
sebagaimana yang didalam hadist Rosulullah SAWأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُBarangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim).pertama kita sowan ke tokoh dan mantan pengurus Ipnu Ippnu Ambokembang yaitu BapaK ust. Mahrus yang sekarang bertempat tinggal di Tangkil Tengah, Alhamdulillah disana kami memperkenalkan pengurus baru periode 2013-2015, dan mendapatkan nasihat, saran dan masukan dari beliau dan bercerita tentang sejarah kepengurusan Ipnu Ippnu Ranting Ambokembang.dan selanjutnya kami ke mbak inuk yang sebagi mantan ketua IPPNU Ambokembang, kami mendapat pelajaran baru yaitu untuk saling bekerja sama secara Intern dan bekerja sama, yang kemudian ke Ketua N.U ambokembang Al Mukarrom Bapak KH. Abdul Karim, kami mendapatkan pelajaran dan masukan serta arahan yang penting dari beliau yaitu disana kami diberi masukan agar mewaspadai dan mengantisipasi dengan Aliran Wahabi yang semakin memojokan organisasi N.U , islam radikalisme dengan dalih pemurnian agama sehingga ada yang menghalalkan segala cara untuk merebut aset aset  Warga N.U dan pencucian otak oleh masyarakat.


Senin, 04 Maret 2013

Tasyakuran ke Dieng oleh panitia

setelah berhasilnya rapat anggota segenap paniitia, mengadakan tasyakuran dan wisata dengan tujuan ke daerah datang tinggi Dieng (telaga warna, kawah sikidang dan komplek candi dieng) dalam acara tersebut ada seseorang meramaikan suasana yang membuat seluruh peserta tidak akan melupakan kebersamaan tersebut.
dengan kata-kata yang penuh perasaan dan membuat semua tersenyum dan cengengesan juga tertawa terbahak-bahak di prediksi dia akan menjadi pujangga besar di masa depan, dia menamakan dirinya Kurdi Erlangga dengan julukan pujangga kelapuk.
dalam kegiatan yang diikut oleh 23 peserta tersebut berangkat pada pukul 07.00 WIB, dan sampai di tempat tujuan pada jam 10.30 WIB dan mulai melakukan ekspedisi dengan tujuan pertama Telaga Warna
TELAGA WARNA

dan tujuan berikutnya yaitu menuju ke dieng pleateau theatre










selanjutnya ke kawah sikidang yang merupakan bekas ledakan gunung berapi yang terjadi bertahun-tahun yang lalu dikawasan tersebut.






dan perjalanan terakhir ke kawasan komplek candi Dieng
















setelah puas berada di kawasan komplek candi dieng tersebut dan dikarenakan waktu sudah menjelang sore, rombongan tersebut sepakat untuk pulang, dan perjalanan pulang sampai dirumah pada pukul 20.00 WIB dan meninggalkan kesan yang tidak terlupakan.

BAHASA LANGIT
Puisi Hanifah Nadya Kartika

Gumpalan awan di langit biru
Bercerita kisah kita
Saat deras hujan bagai air mata
Dan cerah mentari jadi wajah kita

Warna pelangi di langit biru
Hanya jadi saksi bisu
Saksi kisah perjalananku denganmu
Saat perbedaan jadi keindahan

Langit pun berbahasa
Dan bersenandung ria
Lantunkan lagu rindu antara engkau dan aku
Oh Sahabat…

Langit pun berbahasa
Tanda bersuka cita
Sambut esok dimana kita kan slalu bersama
Selamanya…

Dan dengarlah, dengarlah slalu
Itulah semua tentang kita, 
cerita bahasa langit…


DMCA Protection on: http://www.lokerseni.web.id/2011/06/kumpulan-puisi-tentang-persahabatan.html#ixzz2MaLXLd9H