"Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh selamat datang di blog kami Ipnu Ippnu ranting ambokembang sekretariat : Jl. Raya Ambokembang ( sebelah utara masjid Al Mubarok Tjangkring ) Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan 51173 Telp. 085869223262 email : ipnuippnu_amb@ymail.com facebook : IPNU IPPNU Ranting Ambokembang

Minggu, 29 April 2012

Hiking

ahad, 29 april 2012
pagi itu persiapan hiking sudah matang, tinggal menunggu beberapa orang untuk berangkat. walaupun telat beberapa menit tapi tidak mengurangi semangat untuk mencapai tujuan, akhirnya kami beserta rombongan naik truck dan segera menuju ke desa si lurah, perjalanan melalui rute warung asem batang, dan menuju desa sodong disini medan yang kami tempuh menggunakan truck lumayan berat karena jalan menanjak dan banyak tikungan yang berbahaya juga , alhamdulillah kami bisa melewati nya walaupun sempat kami khawatir jika truck mogok.
di perjalanan yang melelahkan ini kami, dan rombongan sempat dibuat panik dan kekhawatiran lagi dengan adanya beberapa rekanita yang pingsan dan mabuk angkutan. 
tapi akhirnya kami harus tetap melanjutkan mengingat waktu menjelang siang, dan di perjalanan kami sudah di tunggu oleh 2 pemandu hiking yaitu suryani cs.

Sabtu, 14 April 2012

Penerbitan Buletin GEMA NU


GEMA NU

Ipnu Ippnu ranting ambokembang telah menerbitkan buletin baru dengan judul GEMA NU (Gelora Reamaja Nahdlatul Ulama')
guna menambah wawasan pengetahuan dan informasi dalam sekitar ranting, bagi teman-teman yang ingin membantu memberikan informasi atau karya untuk diterbitkan dalam buletin kami, bisa di ketik lalu di kirimkan ke sekretariat kami.
kami mohon doa dan restu pada rekan/rekanita agar dalam penerbitan Buletin GEMA NU menjadi bermanfaat dikalangan masyarakat dan selalu terus berkarya.


HIKING to CURUG SILURAH



Ipnu Ippnu akan mengadakan kegiatang Hiking ke curug Silurah Kec. Wonotunggal Kab. Batang

yang akan dilaksanakan tanggal 29 April 2012
Segera Daftarkan ke Panitia

dengan Biaya Pendaftaran Rp 35.000,-

Gratis Makan dan Sticker


untuk pendaftaran Hubungi
Contact Person

Rizal (085647054504)
Maman (08542019116)
Firman (085642253337)
Wahidin (085869223262)




Silurah, Desa Wisata yang Potensial

SILURAH, desa yang terpencil itu, ternyata menyimpan potensi alam yang amat mengagumkan. Desa di ujung selatan Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang itu memiliki panorama alam, hasil bumi, serta peninggalan dan benda purbakala.
Menurut penuturan Kirmani, staf Kantor Kecamatan Wonotunggal, beberapa tahun lalu Desa Silurah termasuk desa yang tertinggal. Jika tak ada kepentingan yang mendesak, orang tak akan berkunjung ke Desa Silurah. Selain berada di jalur buntu, kondisi jalannya juga buruk.
Dahulu untuk bertugas ke Silurah, harus ditempuh dengan jalan kaki 15 km melalui jalan setapak dan belum ada batunya.
"Bila hujan (jalanan) licin. Kami biasanya satu tim bersama anggota Koramil dan Polsek. Tak ada yang berani berangkat sendirian. Di Silurah mesti bermalam, tidak bisa sekali datang terus langsung pulang," ujar Kirmani saat mendampingi Kasi Objek Wisata Kantor Pariwisata Bambang Sutiyoso SH. Sewaktu pulang, biasanya mereka diberi oleh-oleh warga berupa nasi jagung dan gones, sejenis minuman yang dibuat dari nira aren.
"Setelah dibuat jalan makadam pun masih enggan ke Silurah karena batunya besar-besar. Baru setelah dikunjungi Bupati Bambang Bintoro pada 2002, jalan ke Silurah diaspal," ungkap Kirman yang sudah bertugas sejak 1973.
Menurut pengamatan Kirmani, perkembangan yang mencolok di Desa Silurah adalah sejak era Bupati Batang Bambang Bintoro. "Setelah ada jalan raya, Desa Silurah baru terangkat. Kegiatan ekonomi terus bergerak. Dinas Pertanian datang mengedrop diesel untuk penggilingan kopi. Keadaan sosial ekonomi masyarakat meningkat."
Sementara itu Kades Rahadi mengemukakan, dengan pembangunan jalan tersebut, kegiatan penduduk di sektor ekonomi meningkat. Dahulu karena jalannya masih setapak, penjualan hasil bumi sangat rendah. Harus ada ongkos memikul dari Silurah ke Bandar pergi pulang. Sekarang banyak mobil yang masuk bahkan dibawa pakai motor juga bisa."
Silurah dikenal karena situs purbakalanya yang tersebar di lima dusun, yaitu Silurah, Sipodang, Simangli, Pomahan, dan Pedati.
Hawa Sejuk
Hawa udara di desa ini sejuk karena berada pada ketinggian 500-1.425 meter dari permukaaan laut. Kondisi alamnya berupa gunung dan perbukitan. Gunung-gunung kecil, antara lain Puncak, Sirembel, Pulosari, Kobar, Gruda, dan Kukusan.
Rochim, tokoh masyarakat, menceritakan, nama Silurah berasal dari kata "lurah". Dalam bahasa Jawa kuno, lurah berarti lembah, karena tempatnya berada di bawah bukit dan dikelilingi oleh tebing dan pegunungan.
Silurah merupakan desa yang kaya akan sumber daya alamnya. Panorama alam, hasil bumi, dan situs-situs purbakala adalah potensi mengagumkan yang tidak dimiliki desa-desa lain di Kabupaten Batang.
Situs purbakala itu misalnya, di Dusun Pedati ada suatu tempat bernama Gubug Bucu. Di situ terdapat petilasan berupa batu angin. Keanehan batu ini adalah sering mengeluarkan angin dari lubangnya.
Di bukit yang berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara akan dijumpai Dukuh Simangli. Di dukuh ini terdapat peninggalan purbakala berupa batu Ganesa. Dari sini naik, akan dijumpai sebuah arca kecil di tepi Kali Rukno. Turun lagi sedikit, ada arca lagi menyerupai arca Genesa lagi.
Di timurnya, terdapat sebuah air terjun dari Sungai Rukno. Curug yang berketinggian lebih kurang 50 meter itu biasa disebut Curug Rukno

sejarah berdirinya IPNU IPPNU


Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (disingkat IPNU) adalah badan otonom Nahldlatul Ulamayang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan NU pada segmen pelajar dan santri putra. IPNUdidirikan di Semarang pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H/ 24 Pebruari 1954, yaitu pada KonbesLP Ma’arif NU. Pendiri IPNU adalah M. Shufyan Cholil (mahasiswa UGM), H. Musthafa (Solo),dan Abdul Ghony Farida (Semarang).Ketua Umum Pertama IPNU adalah M. Tholhah Mansoer yang terpilih dalam Konferensi SegiLima yang diselenggarakan di Solo pada 30 April-1 Mei 1954 dengan melibatkan perwakilan dariYogyakarta, Semarang, Solo, Jombang, dan Kediri.Pada tahun 1988, sebagai implikasi dari tekanan rezim Orde Baru, IPNU mengubahkepanjangannya menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama. Sejak saat itu, segmen garapan IPNUmeluas pada komunitas remaja pada umumnya. Pada Kongres XIV di Surabaya pada tahun 2003,IPNU kembali mengubah kepanjangannya menjadi “Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama”. Sejak saat itu babak baru IPNU dimulai. Dengan keputusan itu, IPNU bertekad mengembalikan basisnya disekolah dan pesantren.Visi IPNU adalah terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggungjawab atas tegak dan terlaksananyasyari’at Islam menurut faham ahlussunnah wal jama’ah yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.Untuk mewujudkan visi tersebut, IPNU melaksanakan misi: (1) Menghimpun danmembina pelajar Nahdlatul Ulama dalam satu wadah organisasi; (2) Mempersiapkan kader-kader intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa; (3) Mengusahakan tercapainya tujuan organisasidengan menyusun landasan program perjuangan sesuai dengan perkembangan masyarakat(maslahah al-ammah), guna terwujudnya khaira ummah; (4) Mengusahakan jalinan komunikasi dankerjasama program dengan pihak lain selama tidak merugikan organisasi.Sebagai salah satu perangkat organisasi NU, IPNU menekankan aktivitasnya pada programkaderisasi, baik pengkaderan formal, informal, maupun non-formal. Di sisi lain, sebagai organisasi pelajar, program IPNU diorientasikan pada pengembangan kapasitas pelajar dan santri, advokasi, penerbitan, dan pengorganisasian pelajar.Kini IPNU telah memiliki 33 Pimpinan Wilayah di tingat provinsi dan 374 Pimpinan Cabang ditingkat kabupaten/kota. Sampai dengan tahun 2008, anggota IPNU telah mencapai lebih dari 2 juta pelajar santri yang telah tersebar di seluruh Indonesia.Disini IPPNU tidak akan lepas dari sejarah IPNU, karena merupakan satu wadah yangsama untuk para pelajar dengan latar belakang NU. Sehingga lahirnya IPPNU pun juga karena para pelajar putri yang tergabung dalam IPNU ingin mempunyai wadah sendiri, yang tidak menjadi satudengan para pelajar putra. Ini bisa dimaklumi, karena pada saat itu sudah mulai muncul konflik gender yang imbasnya juga sampai pada negara kita. Maka para pelajar putri ingin mendapatkan“keistimewaan” yang lebih.
Lahirnya IPPNU
Sejarah kelahiran IPPNU dimulai dari perbincangan ringan oleh beberapa remaja putriyang sedang menuntut ilmu di Sekolah Guru Agama (SGA) Surakarta, tentang keputusan Muktamar NU ke-20 di Surakarta. Maka perlu adanya organisasi pelajar di kalangan Nahdliyat. Hasil obrolanini kemudian dibawa ke kalangan NU, terutama Muslimat NU, Fatayat NU, GP. Ansor, IPNU danBanom NU lainnya untuk membentuk tim resolusi IPNU putri pada kongres I IPNU yang akandiadakan di Malang. Selanjutnya disepakati bahwa peserta putri yang akan hadir di Malangdinamakan IPNU putri.Dalam suasana kongres, yang dilaksanakan pada tanggal 28 Februari – 5 Maret 1955,ternyata keberadaan IPNU putri masih diperdebatkan secara alot. Rencana semula yang menyatakan bahwa keberadaan IPNU putri secara administratif menjadi departemen dalam organisasi IPNU. Namun, hasil pembicaraan dengan pengurus teras PP IPNU telah membentuk semacam kesaneksklusifitas IPNU hanya untuk pelajar putra. Melihat hasil tersebut, pada hari kedua kongres, peserta putri yang terdiri dari lima utusan daerah (Yogyakarta, Surakarta, Malang, Lumajang danKediri) terus melakukan konsultasi dengan jajaran teras Badan Otonom NU yang menangani pembinaan organisasi pelajar yakni PB Ma’arif (KH. Syukri Ghozali) dan PP Muslimat (MahmudahMawardi). Dari pembicaraan tersebut menghasilkan beberapa keputusan yakni:
•Pembentukan organisasi IPNU putri secara organisatoris dan secara administratif terpisah dari IPNU
•Tanggal 2 Maret 1955 M/ 8 Rajab 1374 H dideklarasikan sebagai hari kelahiranIPNU putri.
•Untuk menjalankan roda organisasi dan upaya pembentukan-pembentukan cabangselanjutnya ditetapkan sebagai ketua yaitu
Umroh Mahfudhoh dan sekretaris Syamsiyah Mutholib
•PP IPNU putri berkedudukan di Surakarta, Jawa Tengah.
•Memberitahukan dan memohon pengesahan resolusi pendirian IPNU putri kepadaPB Ma’arif NU.
Selanjutnya PB Ma’arif NU menyetujui dan mengesahkan IPNU putri menjadi Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).Dalam perjalanan selanjutnya, IPPNU telah mengalami pasang surut organisasi dan berbagai peristiwa nasional yang turut mewarnai perjalanan organisasi ini. Khususnya di tahun 1985, ketika pemerintah mulai memberllakukan UU No. 08 tahun 1985 tentang keormasan khususorganisasi pelajar adalah OSIS, sedangkan organisasi lain seperti IPNU-IPPNU, IRM dan lainnyatidak diijinkan untuk memasuki lingkungan sekolah. Oleh karena itu, pada Kongres IPPNU IX diJombang tahun 1987, secara singkat telah mempersiapkan perubahan asas organisasi dan IPPNUyang kepanjangannya “Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama” berubah menjadi “Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama”.Selanjutnya, angin segar reformasi telah pula mempengaruhi wacana yang ada dalamIPPNU. Perjalanan organisasi ketika menjadi “putri-putri” dirasa membelenggu langkah IPPNUyang seharusnya menjadi organisasi pelajar di kalangan NU. Keinginan untuk kembali ke basissemula yakni pelajar demikian kuat, sehingga pada kongres XII IPPNU di Makasar tanggal 22-25Maret tahun 2000 mendeklarasikan bahwa IPPNU akan dikembalikan ke basis pelajar dan penguatan wacana gender. Namun, pengembalian ke basis pelajar saja dirasa masih kurang. Sehingga pada Kongreske XIII IPPNU di Surabaya tanggal 18-23 Juni 2003, IPPNU tidak hanya mendeklarasikan kembalike basis pelajar tetapi juga kembali ke nama semula yakni “Ikatan Pelajar Putri NahdlatulUlama”.
Dengan perubahan akronim ini, IPPNU harus menunjukkan komitmennya untuk memberikan kontribusi pembangunan SDM generasi muda utamanya di kalangan pelajar putridengan jenjang usia 12-30 tahun dan tidak terlibat pada kepentingan politik praktis yang bisamembelenggu gerak organisasi. Namun perlu juga dipahami bahwa akronim “pelajar” lebihdiartikan pada upaya pengayaan proses belajar yang menjadi spirit bagi IPPNU dalam berinteraksidan bersosialisasi dengan seluruh komponen masyarakat Indonesia dengan mengedepankanidealisme dan intelektualisme