Ipnu Ippnu akan mengadakan kegiatang Hiking ke curug Silurah Kec. Wonotunggal Kab. Batang
yang akan dilaksanakan tanggal 29 April 2012
Segera Daftarkan ke Panitia
dengan Biaya Pendaftaran Rp 35.000,-
Gratis Makan dan Sticker
untuk pendaftaran Hubungi
Contact Person
Rizal (085647054504)
Maman (08542019116)
Firman (085642253337)
Wahidin (085869223262)
Silurah, Desa Wisata yang Potensial
SILURAH, desa yang terpencil itu, ternyata menyimpan potensi alam yang amat mengagumkan. Desa di ujung selatan Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang itu memiliki panorama alam, hasil bumi, serta peninggalan dan benda purbakala.
Menurut penuturan Kirmani, staf Kantor Kecamatan Wonotunggal, beberapa tahun lalu Desa Silurah termasuk desa yang tertinggal. Jika tak ada kepentingan yang mendesak, orang tak akan berkunjung ke Desa Silurah. Selain berada di jalur buntu, kondisi jalannya juga buruk.
Dahulu untuk bertugas ke Silurah, harus ditempuh dengan jalan kaki 15 km melalui jalan setapak dan belum ada batunya.
"Bila hujan (jalanan) licin. Kami biasanya satu tim bersama anggota Koramil dan Polsek. Tak ada yang berani berangkat sendirian. Di Silurah mesti bermalam, tidak bisa sekali datang terus langsung pulang," ujar Kirmani saat mendampingi Kasi Objek Wisata Kantor Pariwisata Bambang Sutiyoso SH. Sewaktu pulang, biasanya mereka diberi oleh-oleh warga berupa nasi jagung dan gones, sejenis minuman yang dibuat dari nira aren.
"Setelah dibuat jalan makadam pun masih enggan ke Silurah karena batunya besar-besar. Baru setelah dikunjungi Bupati Bambang Bintoro pada 2002, jalan ke Silurah diaspal," ungkap Kirman yang sudah bertugas sejak 1973.
Menurut pengamatan Kirmani, perkembangan yang mencolok di Desa Silurah adalah sejak era Bupati Batang Bambang Bintoro. "Setelah ada jalan raya, Desa Silurah baru terangkat. Kegiatan ekonomi terus bergerak. Dinas Pertanian datang mengedrop diesel untuk penggilingan kopi. Keadaan sosial ekonomi masyarakat meningkat."
Sementara itu Kades Rahadi mengemukakan, dengan pembangunan jalan tersebut, kegiatan penduduk di sektor ekonomi meningkat. Dahulu karena jalannya masih setapak, penjualan hasil bumi sangat rendah. Harus ada ongkos memikul dari Silurah ke Bandar pergi pulang. Sekarang banyak mobil yang masuk bahkan dibawa pakai motor juga bisa."
Silurah dikenal karena situs purbakalanya yang tersebar di lima dusun, yaitu Silurah, Sipodang, Simangli, Pomahan, dan Pedati.
Hawa Sejuk
Hawa udara di desa ini sejuk karena berada pada ketinggian 500-1.425 meter dari permukaaan laut. Kondisi alamnya berupa gunung dan perbukitan. Gunung-gunung kecil, antara lain Puncak, Sirembel, Pulosari, Kobar, Gruda, dan Kukusan.
Rochim, tokoh masyarakat, menceritakan, nama Silurah berasal dari kata "lurah". Dalam bahasa Jawa kuno, lurah berarti lembah, karena tempatnya berada di bawah bukit dan dikelilingi oleh tebing dan pegunungan.
Silurah merupakan desa yang kaya akan sumber daya alamnya. Panorama alam, hasil bumi, dan situs-situs purbakala adalah potensi mengagumkan yang tidak dimiliki desa-desa lain di Kabupaten Batang.
Situs purbakala itu misalnya, di Dusun Pedati ada suatu tempat bernama Gubug Bucu. Di situ terdapat petilasan berupa batu angin. Keanehan batu ini adalah sering mengeluarkan angin dari lubangnya.
Di bukit yang berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara akan dijumpai Dukuh Simangli. Di dukuh ini terdapat peninggalan purbakala berupa batu Ganesa. Dari sini naik, akan dijumpai sebuah arca kecil di tepi Kali Rukno. Turun lagi sedikit, ada arca lagi menyerupai arca Genesa lagi.
Di timurnya, terdapat sebuah air terjun dari Sungai Rukno. Curug yang berketinggian lebih kurang 50 meter itu biasa disebut Curug Rukno
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar